Halo Arek Suroboyo! Kata Jancuk kerap kali digunakan sebagai umpatan kasar khas Surabaya atau ungkapan keakraban antar arek Suroboyo. Sebenarnya darimana, sih, asal-usul kata Jancuk yang melegenda di Surabaya?
Dirangkum dari berbagai sumber, ada 3 pendapat yang beredar secara luas di Surabaya mengenai asal-usul kata Jancuk. Apa saja pendapat yang beredar tentang kata Jancuk khas Surabaya? Simak, yo, Rek!
Kata Jancuk, Maknanya Luas di Surabaya
Selain terkenal dengan istilah mbonek, Surabaya juga punya istilah kata yang jadi ciri khas arek Suroboyo, yaitu Jancuk atau Jancok. Penggunaan kata Jancuk di Surabaya sendiri sebenarnya tidak terbatas pada umpatan kasar alias misuh. Ada beberapa penggunaan kata Jancuk yang maknanya sudah mengalami perluasan.
Umpatan Kasar (Misuh)
Secara umum, kata Jancuk digunakan sebagai umpatan kasar (misuh) saat marah, kesal, atau menghina orang. Misalnya saja saat di jalan ada yang menyenggol kaca spion, beberapa orang Surabaya akan mengumpat seperti ini:
"Jancuk, matamu gak isok ndelok, ta!"
("Jancuk, matamu tidak bisa melihat, ya!")
Panggilan Akrab
Penggunaan kata Jancuk dengan bentuk singkat "cuk" atau "cok" bisa menjadi kata ganti panggilan akrab di kalangan arek Suroboyo. Bisa dibilang mirip seperti penggunaan kata "sob", "bro", "bre", dan lain sebagainya. Biar lebih mudah, perhatikan kalimat di bawah ini:
"Cuk, kate nang endi, kon?"
("Cuk, mau kemana kamu?")
"He, Cok, suwi gak ketemu, yo!"
("Hei, Cok, lama tidak bertemu, ya!")
Penekanan Kalimat
Selain sebagai panggilan akrab, turunan kata Jancuk seperti Cuk dan Cok juga biasanya digunakan sebagai penekanan kalimat. Langsung saja ke contoh kalimat berikut ini.
"Arek iku uayune, Cok!"
("Anak itu cantiknya, Cok!")
"Uademe nang kene, Cuk!"
("Dingin sekali di sini, Cuk!")
3 Pendapat Asal-Usul Kata Jancuk
Nah, sudah paham, kan, beberapa penggunaan kata Jancuk dan turunannya di Surabaya? Jadi, jangan kaget kalau ke Surabaya.
Sekarang, saatnya membahas bagaimana 3 pendapat tentang asal-usul kata Jancuk yang populer di Surabaya. Pembahasan ini hanya sebagai pengetahuan bagaimana asal-usul kata Jancuk ini dilihat dari beberapa sudut pandang.
1. Tank Milik Belanda “Jan Cox”
Pendapat pertama ini yang paling sering muncul dari mulut ke mulut, serta di pencarian Google. Banyak yang meyakini kata Jancuk berasal dari sebuah foto tank Belanda yang bertuliskan "Jan-Cox". Tank Belanda ini muncul di Surabaya pada 10 November 1945 ketika Pertempuran Surabaya.
Akan tetapi, dilansir dari Antara, foto asli tank Belanda bertuliskan Jan-Cox tersebut memiliki keterangan lokasi lain. Berdasarkan situs tempat mengunggah foto tank Belanda, yaitu nationaalarchief.com, lokasi juru foto Hesselman mengambil foto itu adalah Garut. Foto itu juga diambil tanggal 23 Oktober 1947, bukan 10 November 1945.
Pendapat ini pun terpatahkan berdasarkan bukti foto. Namun, pendapat ini masih beredar di antara warga Surabaya sampai saat ini. Mungkin karena kalau secara logika kata Jan-Cox memang paling mirip dengan Jancuk atau Jancok.
2. Bahasa Belanda “Yantye Ook”
Pendapat kedua datang dari Pak Eddie Samson. Beliau adalah keturunan Indo-Belanda yang merupakan saksi sejarah sekaligus bagian dari tim 11 Von Faber Cagar Budaya Surabaya.
Dalam penelitian Yam Saroh berjudul Discourse Analysis About “Jancok Or Dancok” In Discourse (Semantic And Pragmatic, Eddie menjelaskan bahwa kata jancok atau dancok berasal dari bahasa Belanda “yantye ook” yang berarti kamu juga.
Di masa itu, remaja Surabaya kerap mengubah kata yang awalnya yantye ook menjadi "yanty-ok" untuk mengolok-olok pemuda Indo-Belanda. Perubahan kata tersebut terdengar menjadi "yantcook" yang saat ini lebih familiar sebagai jancok, Jancuk, atau dancok.
3. Kamus Melayu-Belanda “Antjoek”
Pendapat ketiga berasal sebuah kamus Melayu-Belanda yang dipublikasikan oleh Leiden E.J Brill tahun 1916, halaman 72. Pada halaman tersebut terdapat kata “antjoek” yang artinya dalam bahasa belanda dituliskan sebagai "paren". Kata paren ini jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah senggama atau bersetubuh.
Kata "antjoek" tersebut jika ditambah imbuhan di-, akan terbaca sebagai diancuk. Dari sinilah dialek penyebutan diancuk mengalami beberapa perubahan menjadi jiancuk, jancuk, sampai jancok.
Mana Pendapat yang Benar? Jancuk Tetap Kata Khas Surabaya
Dari ketiga pendapat tentang asal-usul kata Jancuk tersebut, semuanya mengarah ke satu benang merah bahwa kata Jancuk memiliki makna negatif. Walaupun begitu, kata Jancuk saat ini mengalami perluasan makna di masyarakat Surabaya. Mulai dari kata ganti panggilan orang, hingga ke kata untuk penekanan kalimat.
Asal-usul kata Jancuk memang masih belum dipatenkan dari ketiga pendapat tersebut. Namun, kata Jancuk sampai saat ini tetap menjadi ciri khas dialek bahasa khas arek Suroboyo.
Referensi
Saroh, Yam. 2010. "Discourse Analysis About “Jancok Or Dancok” In Discourse (Semantic And Pragmatic"Discourse Analysis About “Jancok Or Dancok” In Discourse (Semantic And Pragmatic)". Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia: Jombang
https://m.antaranews.com/amp/berita/3158297/hoaks-kata-jancuk-berasal-dari-nama-tank-belanda
https://nasional.sindonews.com/newsread/869125/14/4-fakta-tank-jan-cox-stuart-m5a1-andalan-belanda-1661688538
7 komentar
Tp krn sering berteman dgn anak Sby/Mlg, aku jd terbiasa dengerin cak cuk di setiap ngobrol. Terkedan aneh tp ya udh bljr memahami aja perteman. Biar kita makin akrab aja sih. Yg pnth jgn dimasukin hati. Maklum anak Mataraman emg sjka baper, apalagi kalo kata2nya menyakitkan. Haha.
So glad tahu tentang ragam bahasa kita yang kaya banget